Selasa, 28 Agustus 2007

Momentum Ramadhan

“Tiada kata yang mampu menggambarkan suasana hati ini tatkala bulan yang penuh kerahasiaan itu datang. Ibarat tamu agung yang selalu dirindukan oleh setiap perindu nur Ilahi. Sebuah kenikmatan tiada tara bagi setiap insan yang haus akan kasih sayang Ilahiyah, muara pengharapan terujung dan penggenggam hati setiap jiwa”

Ramadhan, sebuah kata yang mengingatkan kita pada suatu bulan yang penuh dengan segala rahasia kebaikan dan keutamaan. Bulan yang mampu mengubah orang-orang menjadi lebih tertata, lebih perduli terhadap lingkungan, dan bahkan lebih perduli terhadap akidahnya sendiri. Sungguh ajaib, dimana setiap orang berlomba-lomba menjadi shalih, berlomba-lomba untuk beramal, mempelajari islam, berlomba-lomba bersedekah, bahkan yang pada mulanya tidak pernah shalat, menjadi sangat rajin pergi ke mesjid untuk tarawih. Subhaanallah. Tak ada kata-kata indah yang sanggup mengungkapkan kenikmatan dan rahasia Ramadhan. Rahasia Allah yang diturunkan di bulan yang suci ini. Rahasia yang mampu mengubah segala lini kehidupan umat, seakan sebuah halte yang mengistirahatkan segala bentuk keburukan dan menjemput segala bentuk kebaikan yang ada di setiap jalan.

Namun, apakah Ramadhan hanya sebatas budaya seperti itu saja? Budaya dimana orang beramai-ramai sanggup meninggalkan kebiasaan buruknya dan menggantikannya dengan kebiasaan yang sesuai dengan semangat islam. Apakah Ramadhan hanya akan diartikan sebagai moment untuk merubah pribadi menjadi shalih, namun kenyatannya setelah Ramadhan meninggalkan kita, setiap pribadi akan kembali pada jalannya masing-masing. Pada jalan yang penuh dengan keburaman dan kemacetan?

Sudah saatnya untuk menjadikan Ramadhan sebagai titik tolak perubahan. Sudah saatnya menjadikan Ramadhan tidak hanya sekedar budaya semata, tapi menjadikannya sebagai bahan bakar yang akan mempertahankan mesin kita untuk menghadapi perjalanan panjang usai Ramadhan. Momentum Ramadhan adalah awal bagi seorang revolusioner. Awal bagi setiap insan untuk membentuk tidak hanya keshalihan pribadi, tetapi juga sanggup menjadi agen peubah bagi keshalihan orang lain. Sudah saatnya kita berbuat tanpa banyak bicara. Bergeraklah menuju keutamaan ramadhan! Agar setiap diri dapat merasakan kenikmatan dan hakikat Ramadhan. Agar setiap diri menjadi tangguh dalam menghadapi segala ujian kehidupan, dan agar setiap diri mampu menjadi karakter-karakter yang berkepribadian islam.

Saudaraku, tak ada gunanya jika kita hanya bicara sekedar wacana Ramadhan tanpa adanya kesadaran diri untuk berubah dan berbuat. Perkataan tanpa perbuatan ibarat wadah kosong yang tak dapat diisi air, karena air akan keluar dari lubang yang ada pada wadah itu. Tidak ada gunanya. Maka jadikan diri-diri kita sebagai diri-diri perindu nur Ilahi, diri-diri pencinta yang mencintai Sang Pencinta sejati, Rabb semesta alam, yang selalu mencintai dan menyayangi hamba-hambaNya tanpa batas. Sang Muara pengharapan dan perlindungan yang takkan pernah berhenti memperhatikan hambaNya walau sedetikpun (rh)