Rabu, 22 Agustus 2007

Godaan Ketika Istri tak Ada di Rumah

Wajahnya cantik, tubuhnya langsing berisi. Maklum ia seorang instruktur senam. Kulit kuning langsatnya menebarkan aroma wangi kepada orang-orang di sekitarnya. Meskipun sudah bersuami, sosoknya begitu memikat. Sulit mata laki-laki normal untuk tak menyempatkan diri memandangnya, sekadar mengagumi. Melani --sebut saja begitu-- sangat menyadari kelebihannya itu. Makanya ia tak habis pikir atas kelakuan suaminya. "Kurang apa sih aku? Kok bisa-bisanya suamiku selingkuh dengan si mbok!" geramnya.

KEGERAMAN Melani memang sangat wajar. Sesuai panggilannya, si mbok --sang pembantu rumah tangga-- sudah setengah baya. Ia biasa berpakaian kebaya dan kain lurik sederhana. Akan tetapi, sang suaminya ternyata berselingkuh hingga (maaf) melakukan hubungan intim dengan si mbok. Melani memergokinya secara tak sengaja sepulang mengajar senam. Ketika "diinterogasi" si mbok mengaku telah melakukannya berkali-kali.

Sakit hati dan merasa harga dirinya terinjak-injak, Melani memutuskan bercerai dengan suaminya. Ia juga mengalami trauma melihat setiap ruangan di dalam rumahnya. Sesuai pengakuan si mbok, hampir semua ruangan hingga tempat tidurnya pernah dipakai pasangan selingkuh itu. Melani memutuskan menjual rumahnya.

Rasa marah dan penasaran karena "kalah telak" dari si mbok, juga merasuki benak Yanti (40), juga bukan nama asli. Yanti, perempuan cantik berdarah indo, kesal melihat suaminya yang sering dipergokinya menggoda pembantunya. Ketika suaminya meminta maaf, ia memberi kesempatan kedua. Ia cari pembantu tua yang sebelah matanya kurang sempurna. Akan tetapi, lagi-lagi ia dibuat terbengong-bengong, ketika lagi-lagi suaminya melakukan hal yang sama terhadap pembantu barunya ini. Akhirnya, Yanti memutuskan memilih status janda.

Ketika kasus Max Don, suami penyanyi Imaniar melakukan pelecehan seksual kepada pembantunya, khalayak yang rajin mengikuti berita gosip selebriti pun banyak yang terperangah. Kok bisa-bisanya sudah punya istri secantik dan setenar Imaniar masih mencari yang lain? Padahal dari berbagai sisi istrinya jauh lebih unggul.

Perselingkuhan di dalam rumah, tidak saja terjadi antara majikan dan pembantu rumah tangga. Kasus-kasus memalukan semacam itu terjadi juga antara suami dengan perempuan yang tinggal di rumahnya. Bisa adik istri, sepupu istri, atau kerabat jauh yang ikut menumpang di rumah pasangan suami istri.

Suratni (45) yang welas asih membuka pintu rumahnya lebar-lebar bagi sanak saudara dari kampungnya yang membutuhkan tumpangan. Salah satunya adalah Melati (25), sebut saja begitu. Datang dari kampung halaman ke Bandung, Melati berniat kursus menjahit. Selayaknya seorang ibu, Suratni memperlakukan Melati seperti anak sendiri. Ketika secara tak sengaja suatu malam ia memergoki suaminya dan Melati melakukan hubungan seksual, Suratni pun histeris.

Ia mengusir Melati, tapi masih mampu memberi maaf pada suaminya. Kendati begitu, hatinya tetap sakit, bahkan fisiknya pun kemudian sakit-sakitan. Apalagi, kemudian diketahuinya sang suami menikahi Melati dan mengontrakkan rumah bagi Melati.

**

Kejadian-kejadian "hitam" seperti di atas menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung Drs. K.H. Miftah Faridl, sebenarnya tak perlu terjadi jika aturan dalam Islam ditegakkan sebagaimana mestinya. Dalam keluarga Islam, memang dianjurkan tidak menempatkan orang yang bukan muhrimnya di dalam keluarga tersebut. Pembantu rumah tangga, bahkan kerabat sendiri yang termasuk bukan muhrim suami.

Tenaga pembantu rumah tangga memang dibutuhkan. Di sisi lain seringkali dalam rumah tangga tidak terhindarkan untuk menampung saudara perempuan. Jika hal ini terpaksa dilakukan, Miftah menyarankan pengaturan sedemikian rupa agar di antara yang bukan muhrim tidak terlalu sering terjadi kontak.

"Caranya, misalnya dengan mengatur ruangan di mana ada batas-batas pembantu rumah tangga tidak boleh masuk. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kontak yang terlalu sering dengan orang yang bukan muhrimnya. Pengaturan ini bisa dilakukan oleh istri, selaku komandan harian rumah tangga," saran Miftah.

Lebih jauh Miftah menjelaskan, dalam Islam tidak diperkenankan seseorang menebarkan pandangan kepada orang yang bukan muhrimnya. Selain itu, tidak diperbolehkan perempuan dan laki-laki bukan muhrim bepergian jauh pergi berdua-duaan. "Seorang istri tidak boleh menerima tamu laki-laki jikalau suaminya tak ada di rumah. Sebaliknya, begitu juga suami tak boleh menerima tamu perempuan jika tidak didampingi istrinya. Yang terjadi saat ini adalah peraturan yang sangat longgar, sepasang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim bebas berdua, seperti di sebuah ruangan kantor yang hanya diisi bos dan sekretaris perempuannya," sesal Miftah.

Namun dalam keadaan darurat, misalnya dokter yang memeriksa pasien lawan jenis, tidak dilarang. "Saya juga sering terpaksa menerima perempuan yang ingin berkonsultasi, namun kebetulan istri tidak ada, saya biarkan pintu terbuka lebar-lebar untuk menghindarkan fitnah," jelas Miftah.

Perselingkuhan yang terjadi di dalam rumah menurut pandangan Miftah karena kurangnya keimanan seseorang dan terciptanya peluang-peluang untuk melakukannya. Untuk menghindarinya, Miftah menyarankan sebuah rumah tangga sebaiknya mencari pembantu yang sudah tua, sehingga daya tariknya sudah tak terlalu besar.

Selain itu, seorang istri juga harus berperan aktif agar selalu unggul dari orang-orang di sekitarnya. "Maksud unggul di sini, suaminya menemukan kenyamanan pada istrinya. Istri memberikan yang terbaik. Setiap suaminya membutuhkannya, sang istri siap melayaninya."

Pengaturan tentang hubungan suami istri itu sendiri ditegaskan dalam hadis sahih dari Abu Hurairah Ra. Rasulullah saw bersabda, apabila suami mengajak istri tidur bersama, tiba-tiba sang istri menolaknya, lalu semalam itu suami menjadi marah kepadanya, maka para malaikat melaknat istri itu hingga pagi hari.

Jika kondisi istri sudah okey, dalam arti telah memberikan yang maksimal bagi suaminya, tetapi ternyata sang suami masih berselingkuh, berarti ada yang salah pada suaminya. "Kalau sudah begitu, kemungkinan itu adalah karakter suami yang tidak bisa diubah. Jika ini yang terjadi, ya sebaiknya tinggalkan saja. Berbeda jika yang terjadi adalah godaan sesaat, seorang istri masih mungkin untuk memaafkan suami," saran Miftah.

Salah satu penyebab perselingkuhan, menurut Dekan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Prof. Dr. Tb. Zulriska Iskandar, S.Psi M.Sc., adalah hubungan kurang harmonis di antara suami istri. "Ini bisa menimbulkan keterpikatan suami pada perempuan lain, baik di dalam maupun di luar rumah. Begitu juga sebaliknya, bisa terjadi pada sang istri."

"Namun apa pun alasannya, tak ada pembenaran bagi seorang suami untuk berselingkuh, apalagi dengan orang-orang terdekatnya." nilai Zulriska.

Secara bergurau, Zulriska menganggap orang yang melakukan perselingkuhan di dalam rumah termasuk kategori "orang bodoh". Berselingkuh di lingkungan rumah sendiri, apalagi jika merupakan hubungan bersifat pemaksaan, akan cepat sekali ketahuan. "Tapi ingat, biarpun berselingkuh di luar, seperti di kantor atau tempat lain bisa dikategorikan "lebih pandai" tetap saja hubungan tersebut salah. Suatu ketika akan terbongkar juga. "Jadi, yang aman ya jangan berselingkuh," kata Zulriska sambil tertawa.***

Uci Anwar